lingkarinfo.com – Sejumlah Kades (kepala desa) di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dibuat jengkel yang disebabkan karena dianggap korupsi bersama seusai dicek oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro pada Selasa 28/5/2024.
Untuk menunjukkan rasa jengkel akan dugaan korupsi tersebut, seluruh kades se-Kecamatan Kedungadem itu satu suara agar untuk mengembalikan mobil siaga yang mereka terima.
Seluruh Kepala Desa di Kecamatan Kedungadem sudah membulatkan tekad akan menyerahkan mobil siaga tersebut ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang memberikan fasilitas mobil siaga tersebut pada pihak desa pada tahun 2022 kemarin.
Hal itu diutarakan Jumarianto, salah satu Kepala Desa di Kecamatan Kedungadem. Dia dan Kepala Desa lainnya merasa jengkel karena sudah dianggap ikut korupsi dalam pengadaan mobil siaga.
Perlu diketahui, bahwa mobil siaga merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh Pemkab Bojonegoro untuk seluruh desa se-Kabupaten Bojonegoro agar dapat dimanfaatkan sebagai mobil layanan Kesehatan masyarakat desa.
“Kami tak terima dianggap korupsi Bersama (berjamaah) dalam pengadaan mobil siaga,” ujar Jumarianto, Kamis, 30/5/2024.
Jumarianto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Tubrasanom menyatakan, sejak hari kamis 30 mei 2024 ada 22 mobil siaga yang sudah dikumpulkan. Artinya sudah ada 22 desa yang sepakat untuk mengumpulkan dan mengembalikan mobil siaga ke pemkab Bojonegoro.
“dua puluh dua mobil siaga sudah kami kumpulkan di Kantor Kecamatan Kedungadem, kami parkir di situ,” lanjut Jumarianto.
Untuk langkah selanjutnya Jumarianto dan kawan-kawan kades lainnya akan membawa 22 mobil siaga tersebut ke pemkab Bojonegoro pada hari jumat 31/5/2024 sebagai bentuk rasa jengkelnya karena sudah dianggap melakukan korupsi Bersama.
“puluhan mobil siaga ini akan kami bawa ke pemkab Bojonegoro, dan kami parkir di situ,” lanjut Jumarianto.
Dengan aksi pengembalian mobil siaga ini diharapkan semua Kades khususnya di Kecamatan Kedungadem tidak lagi dianggap dalam keterlibatan kasus korupsi dalam pengadaan mobil siaga.
“kami ini penerima (mobil siaga) saja, kalua tidak ada mobil siaga, sebenarnya kami juga tidak masalah,” tegas Jumarianto.